Bimbim Slank: Kami Tak Bisa Apa-apa

Bimbim Slank: Kami Tak Bisa Apa-apa
Ada saja yang mengancam kelangsungan industri musik di Indonesia. Pencipta lagu, penyanyi, dan perusahaan rekaman tak bisa berbuat banyak terhadap praktik pembajakan.

Era kaset sudah berlalu. Kini, masih ditemukan CD bajakan, baik yang menyerupai CD asli maupun lagu-lagu yang menjadi kompilasi dalam sebuah CD.
”Jangankan di luar Jakarta, di sini saja gampang, kok,” ujar drummer Slank, Bimbim, beberapa waktu lalu.

Kondisi ini membuat pelaku industri tak berkutik. Selain mengimbau para penggemar agar tidak membeli produk bajakan, mereka pasrah karena sangat mudah bagi orang mendapatkan lagu-lagu melalui internet dengan mengunduh.

Bimbim menyadari, perkembangan teknologi tak memungkinkan orang menyembunyikan apa pun. Bahkan, dia melihat seseorang tak sepenuhnya memiliki privasi.
”Kami juga tak bisa apa-apa karena sepertinya perangkat hukum masih belum siap menghadapi pelanggaran di dunia maya,” ujarnya.

Terpaan kembali melanda industri musik dengan adanya surat edaran Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI) yang meminta operator seluler melakukan deaktivasi layanan SMS premium, termasuk ring back tone (RBT). Kebijakan itu terkait maraknya penipuan SMS dan pencurian pulsa.

Meski menganggap layanan RBT bukan ekspresi dalam bermusik, Bimbim menganggap layanan itu sebagai sumber pendapatan terbesar industri musik.
”Mungkin ini cobaan. Jadi, kami harus seperti air, mengalir dan mencari jalannya,” kata Bimbim.

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Kesehatan