Michelle Yeoh |
Bulan Desember 2010 lalu, misalnya, Michelle Yeoh yang lebih dikenal sebagai pemeran perempuan spy China, Wai Lin, dalam film serial James Bond Tomorrow Never Dies bersama aktor Pierce Brosnanmalah berkesempatan mengunjungi tokoh pro-demokrasi Suu Kyi di rumah kediamannya, di pinggir danau di Naypyidaw (Yangon), hanya beberapa pekan setelah tokoh oposisi itu dibebaskan dari tujuh tahun tahanan rumah.
Michelle Yeoh (48) bahkan sempat seharian penuh bersama Suu Kyi dan anaknya yang selama ini tinggal di Inggris, Kim Aris. Namun, tiba-tiba keadaan menjadi berubah saat Michelle Yeoh mencoba kembali mengunjungi Daw (The Lady) Suu Kyi pada 22 Juni 2011 lalu.
Yeoh, yang baru saja menyelesaikan film The Lady di negeri tetangga, Thailand, langsung dicokok, ditahan penguasa Myanmar setibanya di bandara Naypyidaw. Dia langsung dideportasi dan diterbangkan dalam penerbangan berikutnya keluar Burma (Myanmar) pada hari itu juga.
"Dia dideportasi pada hari itu juga lantaran ia masuk dalam daftar hitam," ungkap pejabat Myanmar kepada Reuters pada bulan Juni itu. Tak diungkapkan secara rinci kenapa Michelle Yeoh masuk dalam daftar hitam. Hanya saja, semuanya maklum, Yeoh dicekal lantaran memainkan peran tokoh pro-demokrasi Myanmar, Aung San Suu Kyi—yang telah menghabiskan masa 15 tahun dari 21 tahun terakhir hidupnya dalam status tahanan rumah di Naypyidaw.
Film The Lady, yang sedianya baru dirilis sebagai film pembuka di festival film Roma pada 27 Oktober sampai 4 November mendatang, sepertinya akan bernasib sama dengan film tentang perjuangan tokoh perlawanan Uygur, Ten Conditions of Love.
Film kisah cinta yang berlatar belakang politik dari tokoh Uygur, Rebiya Kadeer, tidak hanya dilarang diputar di seantero China. Bahkan, China meminta agar film ini juga tak diputar di festival-festival film mana pun, atau akan menghadapi sanksi dari China.
"Saya sungguh-sungguh tersentuh dengan kisah pribadi Aung San Suu Kyi dan perjuangannya yang terus-menerus untuk demokrasi di negerinya. Dan, saya berharap melalui film ini perjuangannya lebih dikenal dan suaranya lebih didengar," ungkap sang sutradara The Lady, Luc Besson, seperti dikutip Reuters mengenai alasan yang melatarbelakangi kenapa ia mengangkat kisah Suu Kyi ke layar lebar.
Film The Lady sebenarnya adalah film kisah cinta antara Suu Kyi dan suaminya yang berkebangsaan Inggris, Michael Aris, serta detail kisah perpisahan mereka yang panjang meski masih terjalin dalam cinta, terutama setelah Suu Kyi terus-menerus ditahan sejak 1989.
Suu Kyi baru "dilepas" penguasa Myanmar tahun ini, setelah Daw Aung San Suu Kyi berusia 66 tahun. Partai Suu Kyi, Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD), sebenarnya memenangi secara telak pemilu Myanmar tahun 1990. Tetapi, kemenangan 59 persen secara nasional dan 81 persen (392 kursi dari 485 kursi parlemen) itu tak diakui oleh junta militer Myanmar.
Sebelum pemilu, Suu Kyi sudah berada dalam tahanan rumah, dan setelah pemilu pun ia tetap menjalani tahanan rumah. Tahun berikutnya, Aung San Suu Kyi mendapat penghargaan Nobel Perdamaian.
"Benar-benar kisah cinta yang nyaris tak bisa dipercaya," ungkap Michelle Yeoh mengenai tokoh yang diperankannya. "Lebih penting lagi bagi saya adalah bahwa orang-orang harus tahu kisahnya. Karena sepertinya orang sudah mulai lupa, lantaran begitu lamanya terjadi. Terus berlangsung selama 20 tahun," ungkap artis kelahiran Ipoh, Malaysia, 6 Agustus 1962, dan bernama lengkap Michelle Yeoh Cho-Keng ini pula.
Sejatinya, Michael Aris pernah dilarang mengunjungi istrinya, Suu Kyi, ketika Aris didiagnosis kena kanker pada tahun 1997. Suu Kyi juga dilarang meninggalkan Myanmar untuk mengunjungi Aris yang tengah sakit. Aris akhirnya meninggal dunia pada tahun 1999.