Model Diet Irfan Bachdim Pun Ditiru

Kehadiran pemain naturalisasi asal Belanda, Irfan Bachdim, ternyata tidak hanya memberi warna bagi tim nasional Indonesia dari sisi teknis. Namun, Bachdim juga dijadikan model ideal oleh Badan Tim Nasional PSSI dalam penerapan sports sciences (ilmu pengetahuan keolahragaan), khususnya dalam hal pola diet dan nutrisi di kalangan pemain timnas.

Dengan latar belakang jebolan akademi sepak bola klub Liga Belanda, Ajax Amsterdam, Bachdim sejak kecil sudah dikondisikan memenuhi standar pemain Eropa, khususnya dalam hal kebugaran dan nutrisi. Tubuhnya yang atletis merupakan buah dari sports sciences yang sudah lama diterapkan dalam persepakbolaan di luar negeri.

"Irfan itu sudah standar pemain Eropa. Dia sekarang dijadikan benchmark. Semua pesepak bola Indonesia sekarang diupayakan memenuhi standar seperti itu. Dengan sports sciences, kita sekarang sedang mengubah mindset pemain lokal supaya mereka lebih baik performance-nya," ungkap Phaidon L Toruan, Direktur Sports Science Badan Tim Nasional, saat dihubungi Kompas.com, Kamis (16/12/2010).

Kehadiran Irfan, lanjut Phaidon, diakui merupakan sebuah fenomena yang berdampak positif bagi pemain lokal. Striker berdarah Indonesia-Belanda ini dapat menjadi contoh bagi pemain lainnya dalam hal pemenuhan gizi dan nutrisi.

"Dengan kata lain, Irfan dapat dijadikan model oleh timnas untuk menerapkan sports sciences supaya pemain-pemain Indonesia dapat memenuhi worldclass standard," imbuhnya.

Diakui Phaidon, tidak mudah mengubah kebiasaan diet pemain timnas, terutama pemain lokal. Beberapa pemain masih ada yang tidak disiplin dan lebih senang memilih menu sesukahatinya, padahal kandungan nutrisinya tidak direkomendasikan.

Misalnya, kata Phaidon, masih ada saja pemain yang lebih memilih nasi goreng dan kerupuk karena alasan enak dan kenyang. Padahal, komposisi gizinya tidak cocok untuk kebutuhan seorang pemain sepak bola.

Penerapan diet, lanjutnya, adalah problem klasik dalam tim nasional, meski sekarang sudah banyak mengalami kemajuan. "Problem diet dan nutrisi ini masih saja ada rejection (penolakan). Masalahnya juga kompleks, mulai dari perbedaan kultur, pemain yang tidak terbiasa, sampai masalah katering yang tidak dapat menyediakan apa yang kita inginkan," ujar Phaidon yang memimpin tim khusus beranggotakan beberapa pakar untuk memajukan prestasi timnas melalui penerapan ilmu pengetahuan.

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Kesehatan