Upaya hukum yang terus dilakukan Ahmad Dhani dalam memperjuangkan hak asuh anak-anaknya tidak lebih dari upaya formalitas yang harus ditempuh. Dia pun masih melihat celah untuk kemenangan kasusnya saat upaya Peninjauan Kembali (PK) diajukan.
"Sebenarnya itu formalitas hukum yang harus saya jalani, apapun itu nantinya kita masih berharap, banyak contoh yang kalah tingkat satu, dua dan menang di akhir. Masih bisa menang. Itu formalitas yang harus dijalani, meskipun yang terjadi tetap nggak mengubah apapun," ungkap Ahmad Dhani.
Sementara soal Al yang secara usia sudah bisa menentukan pilihan sendiri akan tinggal dengan siapa, Dhani mempersilakan anaknya memilih. Terpenting sang anak mendapatkan perlindungan secara baik, dan Maia menurutnya selama ini belum bisa melindungi anak-anak.
"Kalau saya terserah anak-anak mau tinggal di mana saja, yang penting dilindungi terutama, Al sudah traumatik dengan infotainment. Anak-anak tinggal di mana saja, yang penting dilindungi dari eksploitasi konflik dan Maia belum bisa makanya Maia harus membuktikan kalau dia tidak tergantung dari pemberitaan konflik infotainment," terangnya.
Dhani pun merasa sudah tidak lagi bisa bersatu dengan Maia, sehingga untuk mengasuh anak berdua sudah tidak mungkin. Banyak perbedaan visi berbeda dalam membesarkan anak.
"Saya bilang sama anak-anak, saya dan Maia 'agamanya berbeda'. Jadi nggak bisa. Jadi sudah nggak mungkin bisa mengasuh anak berdua. Saya nggak suka lihat Maia merokok di depan anak-anak," tegasnya.
Pentolan Dewa 19 selama ini masih melihat Maia merokok di depan anak-anak. Dari situ saja, menurutnya sudah sangat berbeda dalam mendidik anak-anak. Filosofinya sudah tidak sama. Anak-anak pun sampai mengeluhkan tindakan itu.
"Mana ada anak yang suka lihat ibunya merokok dan hal itu pernah dikeluhkan," tegas Dhani.