Konsisten di jalur horor-sensual. Begitulah Dewi Perssik memberi motif pada kain kariernya.
Seksi dengan aksen gloomy dalam film-filmnya. Tahun ini, tensi akting Dewi Perssik melorot. Selain tidak seproduktif tiga tahun silam, yang disuguhkan Dewi lewat Pacar Hantu Perawan menciderai estetika dan kaidah seni yang disebut film. Arwah Kuntilanak Duyung (AKD) pun sami mawon.
Tanpa musabab jelas, mobil Linda (Dian) mogok di pinggir jalan. Ardo (Afdhal Yusman) sekonyong-konyong datang menolong. Keduanya jatuh cinta lalu menikah. Atas nama cinta, Ardo (yang entah bekerja di bidang dan bagian apa), membelikan Linda vila. Rumah mewah (dalam visualisasinya tidak mewah-mewah amat) itu dibeli dari Jali (Saipul Jamil) dengan perantara Asep (Sule).
Linda dan Ardo mendiami vila itu bersama dua pembantunya, Ayu (Pretty Asmara) dan Odong (Ferry Bulu). Beberapa hari kemudian, dua babu melihat penampakan. Ferry melihat Aisha si putri duyung (Dewi). Salah satu sisiknya, (yang lebih menyerupai koin emas) tertinggal di kamar.
Menyaksikan AKD serasa menonton sinetron stripping. Durasinya hanya 77 menit (bahkan sinetron pun lebih panjang dari ini). Banyak adegan panas disensor. Stok gambar yang ditampilkan, tidak cocok dengan gambar dan adegan berikutnya. Gambar laut dengan pasir putih dan air yang sangat biru. Padahal, air pantai tempat Linda dan Ardo bercinta tidak sebiru stok gambar tadi.
Nestor Katanya menggambarkan Vila Linda menghadap ke laut. Anehnya, saat dua babu Linda menatap laut dari balik jendela, Yoyok tidak berani mengambil gambar lanskap. Si Putri Duyung hanya sejak awal film berkubang di bibir laut. Giliran menyelam ke dasar air, Yoyok hanya menyunting ekor duyung yang berkeriapan. Tidak berani menampilkan sosok Perssik utuh di dasar laut.
Akal bulus Yoyok tidak berhenti sampai di situ. Pada adegan Jali bertemu Aisha, alias mantan suami istri Saipul Jamil dan Dewi Perssik, tidak ada eye contact. Padahal, dua karakter ini yang punya keterikatan masa lalu dan jadi jualan utama filmnya. Jali dibingkai dengan teknik close-up. Begitu pun Aisyah. Teknik ini kerap dipakai di sinetron harian jika bintang-bintangnya tidak bisa hadir pada saat yang sama.
Si A bicara dengan si B dalam satu ruangan. Anehnya, mata si A ke arah mana, si B menatap ke mana pun tidak jelas. Kalau Anda masih berminat menyaksikan AKD, setelah menonton silakan jawab pertanyaan kami. Mengapa Aisha tiba-tiba menjadi duyung? Benarkah Linda dan Ardo menikah? Jika ya, Anda melihat baju pengantin mereka? Siapa wali mereka?
Kalau memang Aisyah benar putri duyung, mengapa sisiknya berbentuk bulat menyerupai koin emas? Apa ini yang disebut putri duyung recehan?
“Jij, ada-ada saja deh. Jij maunya sisik duyungnya seperti kostum duyung Mbak Syrena di Pirates of the Caribbean: On Stranger Tides? Mana ada bujet, Cyin? Memang situ mau nombokin?” sahut teman di sebelah saya. (*tepok jidat*)
Lalu apa hubungan semuanya dengan jalan tol Cipularang KM 97? Ah, itu sih ide gila prosudernya saja. Tak penting dibahas di sini.***
Pemain: Dewi Perssik, Sule, Saipul Jamil, Afdhal Yusman, Dian, Pretty Asmara, Ferry Bulu,Sutradara: Yoyok DumpringPenulis: Nestor KatanyaProduser: KK DheerajProduksi: K2K ProductionDurasi: 77 menit