Noah Hadirkan Kenangan Peterpan

Noah Hadirkan Kenangan Peterpan
Sedikitnya 3.000 pasang mata menyaksikan aksi panggung Band Noah, di Mata Elang International Stadium (MEIS) Ancol, Jakarta, Jumat (02/11). Mereka seolah terhipnotis saat Ariel memulai aksinya dengan lagu Topeng. Sebanyak 26 lagi disuguhkan oleh band reinkarnasi dari Peterpan ini.

Tepuk tangan membahana di dalam gedung tersebut ketika melihat Ariel muncul mengenakan kacamata hitam, kaos putih dibalut jaket kulit hitam dan celana jins. Ariel melanjutkan aksinya dengan lagu Ada Apa Denganmu, Walau Habis Terang, dan Hidup untukmu Mati tanpamu. “Kita malam ini bersenang-senang, kami siapkan lagu-lagu dan mari nikmati malam yang meriah ini,” teriak Ariel.

Konser itu begitu atraktif, saat Ariel meminta penonton untuk menyalakan telepon genggam dan mengangkatnya ke udara saat mereka melantunkan Aku dan Bintang.

Meski sudah mengubah nama menjadi Noah, Ariel dkk membawa penonton larut bersama kenangan lama Peterpan dengan formasi awal. Pasalnya, sebuah video dokumentasi Peterpan sempat diputar saat Noah menggelar konser di Mata Elang International Stadium (MEIS), Ancol, Jakarta, Jumat malam, 2 November 2012.

Video dengan resolusi rendah itu tercatat diambil pada 2001. Ariel, Uki, Lukman, Reza, Andika, dan Indra masih terlihat muda dan kurus. Saat itu mereka memainkan lagu In The End milik grup band asal Amerika Serikat, Linkin Park.

"Itu waktu kita masih muda. Belum punya lagu sendiri. Malam ini kita coba kembali ke masa lalu. Dan ini salah satu lagu yang sering kita bawain dulu," ujar Ariel membuka lagu Iris kepunyaan grup band Goo Goo Dolls.

Usaha Ariel dkk membawa kenangan Peterpan "jadul" dilanjutkan dengan mencomot lagu-lagu lawas milik band yang menjadi inspirasi mereka dulu. Sebut saja lagu Viva La Vida milik band Inggris, Coldplay, dan Smell Like Teen Spirit kepunyaan band legendaris Nirvana.

Kejutan berikutnya, Ariel berduet bersama Onie memainkan saksofon mempersembakan instrumen lagu Tak Ada Yang Abadi. Onie terus memainkan alat musik tiup itu sampai pada klimaks, berganti suara Ariel bernyanyi bagian reff. Tak Ada yang Abadi, lantunnya.

Keistimewaan malam itu semakin terasa saat kelompok musik etnik dari Jawa Barat, Karinding Attack, mengisi waktu istirahat. Dua lagu pamungkas, Separuh Aku dan Cobalah Mengerti, dibawakan Noah dengan sempurna.

Konser bertajuk The Greatest Session of History ini merupakan sesi keempat konser Ariel dan kawan kawan. Sebelumnya NOAH band telah mengawali konser perdana di The Hall, Senayan City pada 29 Mei lalu bertajuk Konser tanpa Nama.

Konser kedua NOAH digelar di dua benua, lima negara dan berhasil memecahkan rekor Museum Rekor Indonesia (MURI). Selanjutnya, konser ketiga digelar di beberapa kota seperti Surabaya, Semarang, Padang, Palembang Yogyakarta, Samarinda, Medan dan Makasar.

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Kesehatan